MAMUJU TENGAH – Dilangsungkan pertemuan antara pemilik kebun, Bapak a.n H.Sikkiri, dan pemilik hewan ternak, a.n Jumanai, untuk menyelesaikan permasalahan hewan ternak yang mati akibat keracunan di area kebun milik Bapak H.Sikkiri. Pertemuan ini merupakan upaya konkret dalam menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir. Minggu, (14/07/2024)
Permasalahan bermula ketika hewan ternak milik Bapak Jumanai mati mendadak setelah memakan rumput di sekitar kebun milik Bapak H.Sikkiri Hasil analisis dari Dinas Pertanian setempat menunjukkan bahwa rumput tersebut tercemar dengan racun dari pestisida yang digunakan oleh Bapak H.Sikkiri untuk mengendalikan hama di kebunnya.
“Dalam pertemuan ini, kami pihak kepolisian berusaha mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak,” ujar Bapak H.Sikkiri. “Kami siap mengganti kerugian yang dialami Bapak Jumanai dengan memberikan kompensasi sesuai dengan nilai ternak yang telah mati.”
Bapak Jumanai, mengungkapkan rasa kehilangannya atas kerugian yang dialami. “Saya sangat sedih dengan kejadian ini. Saya berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan,” ujarnya.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan setempat untuk memberikan saran dan arahan dalam menangani masalah ini serta untuk menghindari konflik serupa di masa mendatang.
Sebagai hasil dari pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani perjanjian kerjasama yang mengatur penggunaan pestisida di sekitar wilayah kebun serta mekanisme kompensasi jika terjadi kerugian pada hewan ternak akibat pemakaian pestisida tersebut.
Pertemuan ini menunjukkan pentingnya dialog antara pemilik lahan dan pemilik ternak dalam menangani konflik lingkungan yang kompleks seperti keracunan pestisida. Langkah-langkah konkret yang diambil diharapkan dapat menjadi contoh bagi komunitas petani dan peternak lainnya dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Humas Polres Mamuju Tengah
