Bendera Merah Putih vs Bendera Bajak Laut: Bhabinkamtibmas Kobarkan Nasionalisme Jelang HUT RI ke-80

PASANGKAYU — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, semangat nasionalisme terus dikobarkan oleh jajaran kepolisian, salah satunya melalui peran aktif Bhabinkamtibmas Polsek Bambalamotu, Bripka Asdar Ahmad. Di Desa Kalola, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, ia melaksanakan kegiatan edukatif dan preventif untuk membangkitkan rasa cinta tanah air serta menjaga kehormatan simbol-simbol negara.

Dalam kegiatan tersebut, Bripka Asdar mengajak aparat pemerintah desa untuk menjadi teladan di masyarakat dengan mengibarkan Bendera Merah Putih serta memasang umbul-umbul dan rumbai-rumbai di lingkungan masing-masing. Hal ini dinilai penting untuk memperkuat semangat patriotisme dan menumbuhkan rasa bangga sebagai warga negara Indonesia.

Lebih dari sekadar imbauan, Bripka Asdar juga menyampaikan keprihatinan terhadap maraknya penggunaan simbol-simbol fiktif seperti bendera bajak laut dari serial “One Piece” yang kerap dikibarkan oleh sebagian warga sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah. Menurutnya, tindakan semacam itu dapat mencederai nilai-nilai perjuangan dan tidak mencerminkan semangat kebangsaan yang seharusnya dijunjung tinggi menjelang momen sakral kemerdekaan.

Dalam semangat sinergitas, kegiatan tersebut turut melibatkan Kepala Desa Kalola Logawali, Sekretaris Desa Abdullah, serta para kepala dusun dari Kampung Baru, Tawelauro, Kalola, dan Tosonde. Mereka bersama-sama memasang atribut kemerdekaan di halaman Kantor Desa Kalola sebagai bentuk nyata dukungan terhadap gerakan nasionalisme yang diinisiasi Bhabinkamtibmas.

Kapolres Pasangkayu, AKBP Joko Kusumadinata, melalui Kapolsek Bambalamotu IPTU Yauri Yusuf, memberikan apresiasi terhadap langkah kolaboratif yang dilakukan di Desa Kalola. Ia menegaskan bahwa partisipasi aktif warga dan perangkat desa dalam menyemarakkan peringatan HUT RI bukan sekadar seremoni, melainkan cerminan dari kecintaan terhadap tanah air dan penghormatan terhadap jasa para pahlawan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi desa-desa lain untuk terus menjaga semangat kebangsaan, menjadikan HUT ke-80 Republik Indonesia sebagai momentum refleksi bersama, serta mencegah munculnya simbol-simbol nonnasional yang bisa menimbulkan polemik atau memudarkan makna kemerdekaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *