MAMASA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa menggelar dialog keagamaan bertema “Memperkuat Ukhuwah Islamiyah dalam Mewujudkan Masyarakat dan Daerah yang Aman dan Kondusif” di Lantang Kada Nene, Kecamatan Mambi, Kamis (28/8/2025). Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta dari unsur pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga organisasi Islam di Mamasa.
Sejumlah pejabat hadir, di antaranya KH. Munu, S.Pd.I (MUI Sulbar), Abdul Hafid (Ketua MUI Mamasa/Kasi Pendidikan Kemenag), IPDA Edi Surya, SH., MH (Densus 88 AT Polri), Danramil Mambi, perwakilan Polsek Mambi, serta Sekcam Mambi, Hasrandi. Turut hadir pula mantan narapidana terorisme Nasrullah, tokoh adat, imam masjid, penyuluh agama, hingga tenaga pendidik.
Sekcam Mambi Hasrandi dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah mempererat persaudaraan dan toleransi di tanah Pitu Ulunna Salu. Ketua MUI Mamasa, Abdul Hafid, juga menegaskan bahwa MUI berperan sebagai pemersatu ormas Islam dan mitra pemerintah dalam menjaga kerukunan, serta mengingatkan generasi muda agar menumbuhkan kembali rasa nasionalisme.
Dialog berlangsung dinamis dengan beragam pemaparan. Perwakilan Densus 88 memberikan edukasi terkait bahaya terorisme. Sementara Nasrullah, mantan napiter asal Mamasa, menceritakan pengalamannya terjerumus dalam jaringan radikal akibat pengaruh informasi menyesatkan. Ia menegaskan pentingnya melawan intoleransi dan melaporkan potensi radikalisme sejak dini.
KH. Munu dari MUI Sulbar menambahkan bahwa dangkalnya pemahaman agama sering menjadi pemicu munculnya radikalisme. Ia mengajak umat Islam untuk lebih terbuka berdialog, menumbuhkan rasa cinta tanah air, serta menolak segala bentuk provokasi.
Sesi tanya jawab semakin menghidupkan suasana, di mana peserta banyak menyinggung stigma negatif terhadap umat Islam dan makna jihad yang sebenarnya.
Acara ditutup dengan pembacaan deklarasi damai bersama:
“Seluruh komponen umat Islam Kabupaten Mamasa dengan ini menyatakan menolak segala bentuk paham radikalisme dan intoleransi di Kabupaten Mamasa.”
Dialog keagamaan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Mamasa untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah sekaligus menjaga daerah tetap aman dan kondusif.
(Humas Polres Mamasa Polda Sulbar)