Polres Majene – Kasat Polair Polres Majene, IPTU Armin, menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Barat, bertempat di Masjid Nur Sahadah, Lingkungan Barane, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Selasa (23/12/2025).
Kegiatan tersebut turut dihadiri juga narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan BMKG Majene, serta unsur pemerintah dan tokoh masyarakat setempat, di antaranya Lurah Baurung, Kepala Lingkungan Barane, Imam Masjid Nur Sahadah, dan masyarakat Lingkungan Barane yang didominasi oleh petani dan nelayan pesisir.
Sekolah Lapang Iklim ini digelar sebagai upaya strategis dalam memberikan literasi dan pemahaman informasi iklim kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya penyuluh pertanian, petani, dan nelayan, agar mampu membaca dan memahami kondisi iklim yang sedang maupun akan terjadi. Pemahaman tersebut dinilai sangat penting sebagai dasar dalam menentukan aktivitas pertanian dan perikanan secara tepat dan berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, IPTU Armin menekankan bahwa perubahan iklim dan cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada hasil tangkapan dan keselamatan nelayan, tetapi juga berpengaruh terhadap keberlangsungan ekosistem laut. Oleh karena itu, nelayan diimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dan iklim sebelum melaut serta mengedepankan keselamatan berlayar.
“Nelayan harus memahami kondisi iklim dan cuaca agar dapat menentukan waktu yang aman untuk melaut. Keselamatan adalah hal utama, selain itu kita juga harus menjaga kelestarian laut sebagai sumber penghidupan,” ujar IPTU Armin di hadapan peserta SLI.
Selain membahas keselamatan berlayar, Kasat Polairud Polres Majene juga memberikan edukasi terkait bahaya destructive fishing atau praktik penangkapan ikan yang merusak, seperti penggunaan bom ikan dan bahan kimia berbahaya. Menurutnya, praktik tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga dapat merusak biota laut serta mengancam mata pencaharian nelayan dalam jangka panjang.
“Penangkapan ikan yang merusak akan berdampak besar pada ekosistem laut dan generasi nelayan berikutnya. Kami mengajak seluruh nelayan untuk bersama-sama menjaga laut dan tidak melakukan praktik ilegal,” tegasnya.
Lebih lanjut, IPTU Armin juga menyampaikan pemahaman terkait penegakan hukum di wilayah perairan serta pentingnya kepatuhan terhadap aturan pelayaran. Ia menegaskan bahwa Polairud Polres Majene akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan kepada masyarakat pesisir guna menciptakan keamanan, keselamatan, dan ketertiban di laut.
Melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim ini, diharapkan petani dan nelayan mampu melakukan adaptasi terhadap iklim ekstrem dan perubahan iklim, dengan menyesuaikan strategi usaha, pola tanam, serta aktivitas melaut sesuai dengan kondisi iklim di wilayah masing-masing, sehingga ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat pesisir dapat terus terjaga.







