MAMUJU — Pergantian tahun 2025 di Sulawesi Barat berlangsung khidmat dan sarat makna. Nuansa religius menyelimuti Doa dan Zikir Bersama Akhir Tahun yang digelar di Masjid Raya Suada, Mamuju, Rabu malam (31/12/2025). Kegiatan ini dihadiri langsung Kapolda Sulbar Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Sulbar, serta dipimpin oleh Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka (SDK).
Doa bersama tersebut turut dihadiri unsur Forkopimda, jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, dan ratusan masyarakat. Selain sebagai momentum spiritual menyambut tahun baru, kegiatan ini juga dipersembahkan untuk mendoakan keselamatan Sulawesi Barat serta para korban bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sepanjang Desember 2025.
Dalam sambutannya, Gubernur Suhardi Duka menegaskan bahwa rentetan bencana alam di Pulau Sumatera harus menjadi peringatan serius bagi seluruh daerah, termasuk Sulawesi Barat, agar lebih bijak dan arif dalam mengelola pembangunan.
“Bencana ini tentu disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya bagaimana kita menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan kepentingan ekologi. Olehnya itu, dalam memimpin daerah, kita harus berhati-hati dalam berpikir dan mengelola pembangunan,” tegas SDK.
Menurutnya, pembangunan tidak boleh hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi harus dibarengi dengan mitigasi risiko bencana dan perlindungan lingkungan. Keseimbangan antara manusia dan alam menjadi kunci keberlanjutan hidup masyarakat di masa depan.
Sebagai bentuk nyata solidaritas, Suhardi Duka mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bersama enam pemerintah kabupaten telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana di tiga provinsi terdampak.
“Total bantuan yang kita salurkan sebesar Rp1.278.000.000 dan telah didistribusikan kepada tiga provinsi, masing-masing sekitar Rp428.000.000,” ungkapnya.
Ia menegaskan, bantuan tersebut bukan sekadar angka, melainkan simbol empati dan kepedulian masyarakat Sulawesi Barat terhadap saudara-saudara sebangsa yang sedang tertimpa musibah.
“Ini adalah bukti bahwa Sulawesi Barat ikut merasakan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan malam pergantian tahun sebagai ruang refleksi bersama—baik sebagai penyelenggara pemerintahan, pelaku usaha, akademisi, tokoh agama, maupun masyarakat umum.
“Kita perlu merefleksi kebijakan, keputusan, dan perilaku kita. Sejauh mana peran kita dalam membangun bangsa, membangun masyarakat, serta menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata SDK.
Di tempat yang sama, Kapolda Sulbar Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan doa dan zikir bersama tersebut. Menurutnya, refleksi spiritual di akhir tahun menjadi pondasi penting dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Melalui doa dan zikir ini, kita memohon perlindungan Allah SWT agar Sulawesi Barat senantiasa aman, damai, dan dijauhkan dari segala bentuk bencana serta gangguan kamtibmas,” ujar Kapolda.
Ia juga berharap tahun 2026 menjadi momentum penguatan sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga keamanan, persatuan, serta keharmonisan sosial.
“Mari kita songsong tahun baru dengan hati yang bersih, niat yang tulus, dan komitmen bersama untuk menjaga Sulawesi Barat tetap kondusif dan bermartabat,” pungkasnya.







