MAMUJU — Terus melakukan upaya terbaik dan serius untuk menangani persoalan stunting di Sulbar, Kapolda Sulbar Irjen Pol Adang Ginanjar kini meluncurkan inovasi dan kreativitas unggulan yaitu aplikasi Si-Centing Siamasei.
Untuk mengampanyekan aplikasi Si-Centing Siamasei agar lebih booming di tengah masyarakat, Kapolda juga mengundang salah satu Influencer yang terkenal akhir-akhir ini karena kegalauannya yang lucu yaitu Fajar sadboy atau yang bernama lengkap Fajar Labatjo pemuda asal daerah Gorontalo.
Aplikasi Si-Centing sendiri merupakan aplikasi pertama di Indonesia dengan system informasi untuk mendeteksi masalah stunting pada anak-anak balita yang merujuk pada perkembangan fisik dan sebagainya sekaligus dapat menghubungkan secara efektif antara bayi-bayi yang terindikasi stunted, dengan rumah sakit Bhayangkara Polda Sulbar.
Fitur yang disajikan pun beragam seperti pendeteksi data antropometri, pemberian informasi dan edukasi tentang penyebab dampak dan pencegahan dalam pertumbuhan anak, perkembangan pertumbuhan anak secara teratur, pemberian saran gizi yang seimbang dan menyajikan data dan informasi bagi pimpinan.
Penandatanganan kerjasama dan Launching Aplikasi Si-Centing Siamasei yang berlangsung di Aula Marannu Polda Sulbar juga turut dihadir oleh para tamu undangan seperti Kepala BKKBN Pusat, Dirjen Kesmas Kementrian Kesehatan, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Kapusdokkes Polri, Kapuskes AD, PJ. Gubernur Sulbar, Ketua DPRD Sulbar, Kajati Sulbar, Danrem 142 Tatag dan seluruh tamu undangan lainnya, Kamis (14/9/23).
Kapolda Sulbar pada kesempatannya mengatakan mengingat angka stunting di Sulbar cukup tinggi dan berada di posisi kedua di Indonesia setelah NTT tentu menjadi tantangan bersama untuk menuntaskan permasalahan tersebut.
Sesuai dengan program Nasional Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting, Polda Sulbar dalam hal ini telah bekerja sama dengan pemerintah provinsi Sulbar dan stakeholder lainnya untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang maju, bebas dari stunting menuju indonesia emas 2045.
Adapun yang mendasari kegiatan ini, kata Kapolda karena permasalahan stunting itu sendiri perlu dilihat secara komprehensif oleh seluruh pihak dan masyarakat, mulai dari faktor penyebabnya hingga ke solusi atau penanganan yang diberikan.
Selanjutnya, tujuan dari penandatanganan perjanjian kerja sama ini adalah untuk membangun ikatan kerjasama antar forkopimda baik di tingkat provinsi dan kabupaten se-sulawesi barat, dalam pencegahan, penanggulangan dan penurunan stunting.
Selain itu, dengan ada kegiatannya ini, diharapkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dapat menurunkan jumlah kasus stunting di provinsi sulawesi barat.
Saya berharap, penandatanganan perjanjian kerjasama ini bukan hanya sekedar seremonial belaka, tentunya harus ada aksi nyata mulai dari hulu hingga ke hilir nya. Salah satu wujud aksi nyata nya dapat kita saksikan hari ini, yakni launching aplikasi “si-centing siamasei”.
Program ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan peran rumah sakit bhayangkara dalam program penurunan stunting nasional. Hal ini juga sejalan dengan perintah dari bapak kapolri untuk mengambil peran aktif dalam penurunan stunting dalam kapasitas dan wilayah masing-masing.
Dengan mendigitalisasi proses-proses yang dilakukan oleh posyandu yang selama ini sebagai ujung tombak pemeriksaan bayi-bayi di lingkungan kita, tentunya lebih mudah jika dilakukan secara digital dan hasilnya langsung dibaca dan dievaluasi oleh dokter gizi dan dokter anak.
Kegiatan ini akan lebih mudah lagi jika di imbangi dengan keaktifan dari bhabinkamtibmas, babinsa dan perangkat desa lainnya untuk mendorong masyarakat agar memeriksakan bayi nya secara berkala ke posyandu terdekat.
Menurut Kapolda, aplikasi ini pada dasarnya dapat memberikan guidance atau petunjuk yang jelas bagi ibu-ibu dan tenaga kesehatan tentang status bayinya dan tindakan apa yang bisa dilakukan. Lebih dari itu, aplikasi si centing ini juga menyediakan layanan untuk pasien bertemu langsung atau datang ke rumah sakit bhayangkara.
Setelah mendapatkan penilaian dari pihak rumah sakit, maka bisa masuk ke dalam program hospital parenting stunting, dimana rumah sakit akan memberikan pelayanan holistik secara keseluruhan mulai dari pemeriksaan kesehatan, pengobatan, terapi, pemberian makanan tambahan bahkan pemberian santunan bagi keluarganya jika dirasa perlu.
Disamping itu, aplikasi ini bukan hanya berkontribusi pada edukasi keluarga tetapi juga solusi riil bagi permasalahan stunting yang diperlukan bantuan tenaga medik. Perlu saya sampaikan juga, jika nanti ada kendala dalam penggunaan aplikasi ini, jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada polres atau polsek terdekat, bhabinkamtibmas yang ada di wilayah hadirin sekalian maupun datang langsung ke rumah sakit bhayangkara.
Mengakhiri sambutannya Kapolda juga sangat mengapresiasi kegiatan positif ini dengan harapan besar kasus stunting di provinsi sulawesi barat dapat ditekan secara massive dan secara berkelanjutan prevalensinya dapat diturunkan dan yang terpenting dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan balita secara keseluruhan di provinsi sulawesi barat guna menuju indonesia emas 2045, tutup Kapolda.
Launching aplikasi tersebut selain ditandai dengan penandatanganan kerjasama pencegahan, penanggulangan dan penurunan stunting di Provinsi Sulbar juga dirangkaikan dengan pemasangan atribut rompi sebagai satgas pencegahan stunting di sulbar dan ditutup dengan pemberian bantuan kepada perwakilan bhabinkamtibmas secara simbolis dari ibu Bhayangkari Ny. Miranti Adang Giananjar sebagai ibu asuh penanganan stunting.